Baitul Gaul - Berikut Argumen Manchester City Akan Juara Liga Champions, sesudah tidak berhasil memenangkan Premier League dan Piala FA, perhatian Manchester City sekarang ini tertuju pada Liga Champions. Ini jadi peluang paling akhir City untuk tutup musim dengan piala.
City akan melayani Real Madrid di putaran kedua set 16 besar Liga Champions. Pertandingann ini akan diadakan di Etihad Fase pada Sabtu (8/8) pagi hari WIB kelak. Pasukan Josep Guardiola untuk saat ini memegang keunggulan sesudah menang 2-1 di Santiago Bernabeu pada Februari kemarin. City menang karena beberapa gol dari Gabriel Jesus dan Kevin De Bruyne. Hasil itu tempatkan City sebagai favorite dalam laga ini. Sekarang, The Citizens cuman memerlukan hasil seimbang untuk maju ke set perempat final.
Berikut Argumen Manchester City Akan Juara Liga Champions
Bila berhasi menaklukkan Madrid, City akan hadapi Juventus atau Lyon di perempat final. Kemudian, Barcelona atau Bayern Munchen akan menanti City, bila mereka sukses capai semi-final. Kesempatan City memenangkan Liga Champions musim ini dapat disebut lumayan tinggi. Ada 5 argumen kenapa mereka dipercaya sanggup melakukan.
Kevin De Bruyne
Kevin De Bruyne tidak disangsikan kembali sudah jadi pemain terbaik di Premier League semenjak restart, serta sejauh musim 2019-20. Pemain tengah Belgia ini ialah nyawa dari permainan Manchester City. De Bruyne sudah bermain di tingkat lain semenjak diawalinya kembali Premier League sesudah persaingan dibatalkan karena COVID-19.
De Bruyne jaga gempuran City terus berjalan, dengan cetak lima gol dan 4 assist dalam 9 laga di liga semenjak restart. Bahkan juga pada putaran pertama di Santiago Bernabeu, De Bruyne tampil spektakuler dan cetak gol ke-2 City.
Madrid tanpa Sergio Ramos untuk laga ini hingga Los Blancos kehilangan pimpinan di pertahanan mereka. Tidak ada seorang juga di dunia sepak bola yang lebih bagus dari De Bruyne dalam ambil sela yang masih ada di pertahanan.
Dengan Juventus, calon musuh City di perempat final, yang pun tidak mempunyai rekor pertahanan yang baik musim ini, pemain Belgia itu kemungkinan dapat bawa teamnya mengambil langkah jauh di Liga Champions.
Pola Baru Liga Champions
Wabah virus Corona membuat UEFA harus sesuaikan kembali pola Liga Champions. Set perempat final dan semi-final akan dimainkan 1x pada tempat netral. Saat ini, City dapat memakai pola itu sebagai keuntungan mereka, khususnya dengan baris serang yang mereka yang garang. Mereka selama ini mereka adalah team paling produktif di Premier League semenjak restart, dan sejauh musim ini, cetak 102 gol.
Dalam laga dua leg, kadang pelatih harus lakukan perjudian. Josep Guardiola pernah membuat beberapa keputusan yang ditanyakan dalam laga mekanisme luruh di Eropa.
Misalkan tahun kemarin, Guardiola tidak mainkan De Bruyne dan Bernardo Silva di putaran pertama set perempat final menantang Spurs. Ketakmampuan City cetak gol tandang menghantui mereka di putaran kedua di Etihad.
Tetapi, kesempatan ini, style dan personil City benar-benar pas dengan pola Liga Champions yang baru. Guardiola mempunyai lisensi penuh untuk merusak beberapa lawannya, dengan beberapa striker yang dipunyainya.
Bikin Banyak Gol
Raheem Sterling tidak cetak gol sesudah masuk tahun 2020 sampai COVID-19 hentikan sepak bola sementara di bulan Maret. Tetapi, dia sudah kembali cetak gol dan ada dalam perform fantastis semenjak restart hingga kumpulkan 20 gol di Premier League musim ini.
Dengan mangkirnya Sergio Aguero, penting untuk Guardiola dan City jika ketidakberadaan pemain Argentina itu tidak berasa. Dan berdasar bukti awalnya, kelihatannya mereka dapat melakukan.
Riyad Mahrez tampil dengan kontributor yang baik, Gabriel Jesus bermain semakin lama di team khusus, dan baris tengah City dipenuhi oleh kualitas dan pemain yang dapat memberi teror cetak gol.
Bernardo Silva, David Silva dan Phil Foden semua memperoleh menit bermain semenjak restart. Masing-masing mempunyai imbas fantastis dalam permainan City. City mempunyai Kevin De Bruyne yang mengagumkan, yang barusan pecahkan rekor di Premier League. Pemain Belgia itu menyamakan rekor Thierry Henry untuk assist paling banyak pada sebuah musim Premier League.
Kembalinya Aymeric Laporte
Bukan rahasia kembali jika beda 18 point dari Liverpool di Premier League sejumlah besar dikarenakan oleh City tidak sanggup jaga clean sheet dan menahan kecolongan gol konyol. Fernandinho sanggup isi status bek tengah dengan mempesona, tapi Nicolas Otamendi dan John Stones malah menyebalkan.
Dalam masalah ini, kembalinya Laporte di tim akan penting untuk City. Dari sisi personil, City tidak kekurangan ada di belakang, tapi dari sisi perform, Benjamin Mendy mencemaskan serta Ederson kadang membuat kekeliruan yang aneh.
Laporte dan Eric Garcia membuat duet yang kuat di baris belakang City semenjak Premier League diawali kembali. Walau demikian, mereka dihancurkan oleh Pierre-Emerick Aubameyang di semi-final Piala FA hingga City kalah 2-0 dari Arsenal.
Tetapi, Guardiola akan suka sebab bisa hadapi laga besar di Eropa tak perlu mainkan Stones atau Otamendi di starting XI-nya. Ini bukanlah menanyakan kekuatan yang dipunyai ke-2 nya, tapi lebih dari keyakinan diri mereka yang amat sedikit sesudah musim yang susah.
Obesesi Capai Liga Champions
Manchester City di bawah Josep Guardiola menjadi mesin - mesin yang memenangi piala lokal dengan kemampuan yang merusak. Tetapi, game live casino bukan rahasia kembali jika Guardiola dibawa ke Etihad Fase untuk memberi mereka Liga Champions.
Untuk Guardiola dan City, ini jadi seperti obsesi. Pelatih Spanyol itu belum memenangi kompetisi ini semenjak 2011, dan entahlah kenapa ada sebagian orang yang sangsi apa ia dapat memenanginya tanpa Lionel Messi.
Di lain sisi, City inginkan piala ini untuk lengkapi semua piala yang telah dimenangi, semenjak club diambil pindah oleh barisan pebisnis dari Abu Dhabi, lebih satu dasawarsa kemarin. Ini ialah obsesi yang telah mengucur dalam club, dan mentalitas yang dibawa dapat bawa City melalui batasan. Obsesi besar ditambah lagi tidak ada kekhawatiran dari beberapa fans, menjadi gabungan yang beresiko untuk semua musuh mereka.